Dalam kajian Ilmu Fisika, bahasan tentang bintang ini tidak sederhana.
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat
bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak
menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima
dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya
sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang
menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).
Bintang dan planet terbentuk melalui pemadatan gas dan debu di angkasa
yang disebut nebula. Karenanya, nebula sebagai sumber dari benda-benda
angkasa, memiliki peran terpenting di alam semesta. Nebula tidak
memiliki cahaya seperti bintang-bintang, sehingga sangat sulit
untuk melihatnya. Mereka terlihat hanya jika gas di dalamnya keluar
memancarkan cahaya atau jika mereka memantulkan cahaya bintang lain.
Kita juga dapat melihatnya ketika mereka melewati suatu sumber cahaya.
Bintang memancarkan panas, cahaya, dan
energi. Selain dari bintang-bintang berukuran kecil, terdapat pula
bintang yang berukuran sangat besar. Ternyata matahari bukanlah sebuah
bintang besar; masih banyak sekali bintang yang lebih besar darinya.
Kendati bukan makhluk hidup, namun ia seperti makhluk yang dilahirkan,
hidup, dan kemudian mati.
Sudah
maklum adanya bahwa bintang-bintang terlahir di dalam nebula. Kehidupan
sebuah bintang besar seringkali berakhir dengan sebuah ledakan dahsyat,
bahan penyusunnya berhamburan ke segala arah. Dari serpihan-serpihan
itu, akan muncul bagian-bagian yang akan membentuk bintang atau planet
yang lebih kecil. Matahari dan planet-planet di dalam tata surya
termasuk bumi ini terbentuk setelah adanya ledakan dahsyat sebuah
bintang raksasa di masa lalu.
Lantas siapakah yang mengatur bintang untuk bersinar dan meredup mati? Tentulah Allah SWT yang menciptakan bintang tak terhitung jumlahnya dan begitu indah jika kita memandangnya dari bumi. Allah berfirman dalam QS. Al-Hijr ayat 16-18:
وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِى السَّمَآءِ بُرُوجًا وَزَيَّنّٰهَا لِلنّٰظِرِينَ
وَحَفِظْنٰهَا مِن كُلِّ شَيْطٰنٍ رَّجِيمٍ
إِلَّا مَنِ اسْتَرَقَ السَّمْعَ فَأَتْبَعَهُۥ شِهَابٌ مُّبِينٌ
"Dan sungguh, Kami telah menciptakan gugusan bintang di langit dan menjadikannya terasa indah bagi orangyang memandang(nya), dan Kami menjaganya dari setiap (gangguan) setan yang terkutuk, kecuali (setan) yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dikejar oleh semburan api yang terang." (Al-Hijr: 16-18)
Rasulullah saw pernah bersabda diriwayatkan dari Abu Bakr bin Abi Syaibah, Ishaq bin Ibrahim, dan Abdullah bin Umar bin Aban; semuanya dari Husain bin AH Al-Ja'fi, dari Mujammi' bin Yahya, dari Said bin Abu Burdah, dari ayahnya (Abu Burdah) tentang karakter, manfaat, dan fungsi bintang adalah sebagai berikut:
Rasulullah saw pernah bersabda diriwayatkan dari Abu Bakr bin Abi Syaibah, Ishaq bin Ibrahim, dan Abdullah bin Umar bin Aban; semuanya dari Husain bin AH Al-Ja'fi, dari Mujammi' bin Yahya, dari Said bin Abu Burdah, dari ayahnya (Abu Burdah) tentang karakter, manfaat, dan fungsi bintang adalah sebagai berikut:
Kami shalat Magrib bersama Rasulullah SAW, kemudian kami bertanya: "seandainya kita duduk-duduk dan menunggu sampai shalat Isya bersama beliau lagi." (perawi mengatakan) "kami pun duduk-duduk" (menunggu Isya').
Nabi Muhammad SAW lantas keluar menemui kami dan berkata: "kalian disini?" Kami menjawab, "Wahai Rasulullah, kami shalat Magrib bersamamu." Kemudian kami katakan, "Kami tetap duduk-duduk (di masjid) agar kami bisa shalat Isya' bersama Anda." Beliau bersabda: "Bagus kalian!" atau "benar kalian!"
Perawi menambahkan: kemudian Nabi SAW menengadahkan kepala ke langit dan beliau memang sering menengadahkan kepala ke langit. Beliau lantas bersabda: "Bintang-bintang adalah penjaga keamanan (stabilisator) bagi langit; jika bintang mati, maka datanglah pada langit sesuatu yang mengancamnya. Dan aku adalah pengaman bagi sahabatku; jika aku mati, maka datanglah kepada para sahabat sesuatu yang mengancam mereka. Sahabatku adalah pengaman umatku; jika mereka mati, maka datanglah kepada umatku sesuatu yang mengancam mereka." [HR.Muslim]
Bintang-bintang telah menjadi bagian dari setiap kebudayaan. Bintang-bintang digunakan dalam praktik-praktik keagamaan, dalam navigasi, dan bercocok tanam. Kalender Gregorian adalah kalender yang digunakan hampir di semua bagian dunia. Kalender ini adalah kalender matahari yang cara perhitungannya berdasarkan pada posisi bumi relatif terhadap bintang terdekat, yaitu matahari.
Konsep rasi bintang telah dikenal sejak zaman Babilonia. Para pengamat langit kuno membayangkan pola tertentu terbentuk oleh susunan bintang yang menonjol, dan menghubungkannya dengan aspek tertentu dari alam atau mitologi mereka. Dua belas dari susunan ini terletak pada garis ekliptika dan menjadi dasar bagi astrologi. Banyak pula bintang-bintang individu yang menonjol diberi nama tersendiri, khususnya dengan penamaan Arab atau Latin.
Jika anda mempelajari tentang perbintangan, maka sejatinya anda telah mengenal penciptannya sebagai usaha untuk ma'rifat kepada-Nya. Semoga kita semua senantiasa mendapatkan petunjuk dan keutamaan dari-Nya sang pencipta bumi, langit dan seisinya. Amin
0 komentar: